Situasi antara Israel dan Palestina semakin tegang. Ketegangan ini dipicu oleh tindakan Israel yang kembali melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza, wilayah pesisir Palestina, dengan tujuan untuk menghancurkan milisi Hamas. Meskipun sebelumnya telah ada kesepakatan gencatan senjata antara kedua belah pihak, situasi tetap tidak stabil. Belakangan ini, pemukim sayap kanan Israel mulai melakukan serangan secara mandiri terhadap warga Palestina dan tempat-tempat ibadah mereka. Mereka merupakan bagian dari kelompok yang menolak pembentukan negara Palestina, yang saat ini hanya tersisa di Gaza dan Tepi Barat. Berikut adalah perkembangan terbaru mengenai eskalasi ini yang dirangkum oleh Al Jazeera pada Rabu (16/4/2025): 1. Israel Melancarkan Serangan di Pengungsian Gaza Serangan udara yang dilakukan oleh Israel telah menargetkan Stadion Yarmouk yang terletak di Kota Gaza. Menurut Lembaga Pertahanan Sipil Palestina, dua orang dilaporkan tewas dan tujuh lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut. Stadion Yarmouk berfungsi sebagai tempat penampungan bagi ribuan pengungsi dari Gaza. Selain itu, Al Jazeera melaporkan bahwa tentara Israel juga menghancurkan bangunan-bangunan tempat tinggal di bagian Utara Rafah, yang berada di Jalur Gaza Selatan. 2. AS Mengkritik PBB Misi Amerika Serikat (AS) di PBB telah secara tegas "mengutuk" masa jabatan Francesca Albanese sebagai pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Palestina, yang dianggap memiliki pandangan yang tidak seimbang terhadap Israel. Dalam sebuah pernyataan, misi tersebut menyatakan bahwa dukungan Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) terhadap Albanese merupakan "contoh lain yang menunjukkan alasan mengapa Presiden (Donald) Trump memerintahkan Washington untuk menghentikan semua partisipasi dalam HRC". Pernyataan itu juga menambahkan bahwa tindakan Albanese menunjukkan bahwa PBB mentolerir kebencian antisemit, menunjukkan bias terhadap Israel, dan memberikan legitimasi terhadap terorisme. Setelah Trump menjabat pada bulan Januari, ia memangkas anggaran untuk tiga lembaga PBB: UNHRC, UNESCO, dan badan pengungsi Palestina, UNRWA, dengan alasan bahwa lembaga-lembaga tersebut bertindak "bertentangan dengan kepentingan AS dengan menyerang sekutu dan menyebarkan antisemitisme". 3. AS Kirim Amunisi ke Israel Otoritas Penyiaran Israel melaporkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, puluhan penerbangan militer yang mengangkut amunisi telah tiba di Pangkalan Udara Nevatim, Israel. Hari ini, enam pesawat yang membawa bom MK-84, amunisi tandan, dan perlengkapan militer lainnya telah mendarat di negara tersebut. "Amunisi yang tiba di Israel merupakan bagian dari persiapan untuk serangan lebih lanjut di Gaza, serta untuk kemungkinan serangan terhadap Iran jika negosiasi tidak membuahkan hasil," demikian laporan media Israel. Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan mesin untuk kendaraan militer kepada Israel dalam kesepakatan senilai US$ 180 juta (Rp 3 triliun). Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah mempercepat pengiriman senjata ke Israel meskipun jumlah korban di Gaza terus meningkat. Pengiriman ini juga mencakup sejumlah kecil ekspor senjata ofensif yang sebelumnya dihentikan oleh pendahulu Trump, Joe Biden. 4. Sekjen PBB: 70% Gaza Menjadi Zona Terlarang Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan bahwa 70% wilayah Gaza kini berada di bawah perintah evakuasi paksa dari Israel atau termasuk dalam "zona terlarang" yang ditetapkan oleh militer. "Saya sangat prihatin karena bantuan terus terhalang, dengan dampak yang menghancurkan. Warga sipil harus dihormati dan dilindungi setiap saat, serta memiliki akses terhadap kebutuhan dasar untuk bertahan hidup," tulis Guterres di platform X. Ia juga menekankan bahwa tawanan Israel yang ditahan di Gaza harus segera dibebaskan tanpa syarat. Selain itu, ia mendesak agar gencatan senjata harus segera dipulihkan tanpa penundaan. Sejak awal Maret, pengiriman bantuan ke Gaza telah terhambat, yang menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, merupakan langkah untuk menekan Hamas agar menyetujui perpanjangan fase pertama perjanjian gencatan senjata yang diajukan oleh Israel. 5. Menteri Sayap Kanan Israel Mengunjungi Masjid Menteri Keamanan Nasional Israel yang berasal dari sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, kembali memimpin sekelompok pemukim dalam kunjungan mendadak ke Masjid Ibrahimi di Hebron. Sebagai ketua partai ultranasionalis Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi), ia juga dilaporkan berbicara di lokasi tersebut mengenai isu-isu politik internal Israel, termasuk upaya pemerintah untuk mengganti kepala badan keamanan internal Shin Bet, Ronen Bar, di tengah perselisihan dengan perdana menteri. Ben-Gvir telah melakukan beberapa kunjungan yang menuai kontroversi ke kompleks Masjid Al-Aqsa dengan pengawalan bersenjata selama konflik di Gaza. Kunjungan terbarunya ke masjid di Hebron ini berlangsung saat ratusan pemukim Israel memasuki Masjid Al-Aqsa dalam tiga hari terakhir untuk merayakan Paskah. 6. Pemukim Israel Mengambil Domba Warga Palestina Dilaporkan bahwa pemukim Israel telah menyerang seorang pemuda malam ini saat ia menggembalakan domba di Wadi Qelt, yang terletak di sebelah barat Jericho, dan mengambil ternaknya. Seorang aktivis hak asasi dari komunitas Arab Bedouin setempat menyatakan kepada kantor berita Wafa bahwa para pemukim merusak telepon genggam pemuda Palestina tersebut dan mencuri 250 domba milik ayahnya. Serangan besar lainnya oleh pemukim juga dilaporkan terjadi di komunitas Arab Al Malihat yang berdekatan, di utara kota Jericho. "Dengan dukungan dari tentara Israel, para pemukim menyerang dari tiga arah dengan tujuan menakut-nakuti warga Palestina agar meninggalkan tanah mereka," lapor Wafa, mengutip pernyataan Hassan Malihat, pengawas umum Organisasi Al-Baydar untuk Pembelaan Hak-Hak Arab Bedouin. 7. Hamas Mengeluarkan Peringatan Terkait Sandera Setelah kehilangan komunikasi dengan kelompok yang menahan tawanan tentara AS-Israel, Edan Alexander, sayap bersenjata Hamas telah merilis sebuah video yang ditujukan kepada keluarga para tawanan. "Bersiaplah. Dalam waktu dekat, anak-anak kalian akan kembali dalam peti mati hitam dengan tubuh mereka yang hancur akibat peluru dari rudal tentara kalian," ungkap Brigade Qassam dalam video tersebut, yang juga menampilkan rekaman penyerahan jenazah tawanan Israel sebelumnya dalam peti mati kepada Komite Palang Merah Internasional. "Pimpinan kalian telah mengambil keputusan untuk mengeksekusi para tawanan di Jalur Gaza." 8. Israel Mengklaim Telah Membunuh Komandan Hizbullah di Lebanon Militer Israel mengklaim telah menewaskan seorang komandan Hizbullah dalam serangan udara yang dilakukan di dekat Aitaroun, Lebanon Selatan. "Hari ini, (militer) melancarkan serangan dan membunuh seorang komandan peleton di Barisan Operasi Khusus Hizbullah, di wilayah Aitaroun di Lebanon selatan," demikian pernyataan resmi mereka. Kementerian Kesehatan Lebanon sebelumnya melaporkan bahwa "satu orang tewas dan tiga lainnya terluka, termasuk seorang anak," akibat serangan tersebut. Israel telah dituduh melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah ratusan kali sejak perjanjian tersebut mulai berlaku pada November 2024. Diketahui bahwa ketegangan antara kedua belah pihak meningkat setelah Hizbullah memutuskan untuk menyerang Negeri Zionis sebagai bentuk solidaritas terhadap Hamas dan Palestina. 9. Presiden Prancis Macron Meminta Netanyahu Menghentikan Serangan di Gaza Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa ia telah menghubungi pemimpin Israel melalui telepon untuk menegaskan bahwa penderitaan warga sipil di Gaza "harus dihentikan" dan menekankan bahwa hanya dengan gencatan senjata di Gaza, warga Israel yang masih ditahan dapat dibebaskan. Setelah berbincang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Macron juga mengajak dalam sebuah unggahan di X untuk "membuka semua jalur penyeberangan bantuan kemanusiaan" menuju wilayah Palestina yang terblokade. 10. Negara Muslim Ini Melarang Wisatawan Israel Maladewa telah mengumumkan larangan masuk bagi warga Israel ke negara kepulauan yang terkenal dengan pariwisatanya tersebut. Langkah ini dianggap sebagai bentuk solidaritas yang kuat terhadap rakyat Palestina. "Keputusan ini mencerminkan sikap tegas pemerintah dalam menanggapi kekejaman yang terus berlangsung dan tindakan genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina," ungkap kantor Presiden Mohamed Muizzu. "Maladewa menegaskan kembali dukungannya yang kuat terhadap perjuangan Palestina." Maladewa, sebuah republik Islam kecil yang terdiri dari 1.192 pulau karang yang terletak di lokasi strategis, dikenal dengan pantai berpasir putih yang indah, laguna biru kehijauan yang dangkal, serta tempat liburan yang menyerupai gaya Robinson Crusoe. Data resmi menunjukkan bahwa hanya 59 wisatawan Israel yang mengunjungi negara kepulauan ini pada bulan Februari, di antara 214.000 wisatawan asing lainnya. Maladewa sebelumnya telah mencabut larangan terhadap wisatawan Israel pada awal tahun 1990-an dan sempat berusaha memperbaiki hubungan pada tahun 2010.
404
Ketahanan APBN 2025 Akan Dipengaruhi oleh Risiko Pembiayaan Utang
Tiga Kategori Pelanggan Listrik yang Berhak Mendapatkan Diskon Tarif 50%
Istana Menegaskan Tidak Ada Diskusi Mengenai Usia Pensiun PNS 70 Tahun